Kamis, 25 Februari 2010

Studi Kelayakan Pengembangan RSD Kolonel Abundjani Bangko Kabupaten Merangin Propinsi Jambi

Tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin hari semakin meningkat, hal ini dapat dilihat dari data yang dikeluarkan oleh BPS tahun 2000-2025 yang menunjukkan bahwa untuk Indonesia secara umum, jumlah penduduk akan mengalami peningkatan dari 205,1 juta di tahun 2000 menjadi 273,1 juta di tahun 2025. Dan untuk wilayah Kabupaten Merangin khususnya, pertumbuhan penduduk akan meningkat dari sebesar 278,425 jiwa tahun 2005 menjadi 301.000 pada tahun 2010.

Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sebenarnya Kabupaten Merangin membutuhkan adanya fasilitas dan sarana pelayanan kesehatan yang dapat melayani kepentingan masyarakat yang akan terjadi. Salah satu fasilitas tersebut diwujudkan dalam bentuk sebuah Rumah Sakit.

Rumah Sakit Daerah Kol. Abundjani Bangko merupakan rumah sakit satu – satunya di Kabupaten Merangin, dan merupakan salah satu dari 10 rumah sakit umum yang ada di Propinsi Jambi. Secara harfiah, pengertian Rumah sakit (hospital) adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Masalah kesehatan kini terus berkembang. Ini menuntut kemampuan dan profesionalisme kalangan medis untuk mengatasinya. Peningkatan sarana dan upaya Layanan rujukan medis yang tepat, cepat, dan akurat, sangat diharapkan masyarakat. Sebab kesehatan menjadi salah satu hal terpenting yang tengah menjadi sorotan sekaligus kebutuhan masyarakat.

Maka diharapkan dengan peningkatan sarana, upaya pelayanan kesehatan rujukan serta pemenuhan tenaga kesehatan starategis yang handal akan menjawab sebagian tuntutan masyarakat untuk mendapatkan penanganan kesehatan terbaik. Untuk menjawab permintaan tersebut maka Rumah Sakit Kol. Abundjani mencoba untuk memberikan pelayanan berkualitas dan prima dengan menggunakan fasilitas terbaik dan selalu menjaga kualitas rumah sakit. Diantara fasilitas yang ditawarkan, terdapat program unggulan diantaranya adalah program pelayanan trauma center dan UTDRS.

Pengembangan pembangunan RS. Kol. Abundjani ini ditujukan untuk masyarakat Merangin dan sekitarnya, terutama untuk masyarakat Kabupaten Sarolangun, Kerinci , Bungo dan Tebo. Hal ini berkaitan dengan letak kabupaten merangin yang secara geografis sangat strategis karena berada di tengah perlintasan jalan lintas Sumatra dan kabupaten merangin terletak ditengah-tengah diantara kabupaten di wilayah Jambi Barat . selain itu, tidak menutup kemungkinan masyarakat dari provinsi tetangga seperti dari kabupaten musi rawas untuk berobat ke RS. Kol. Abundjani Bangko.

Pada akhirnya diharapkan RS. Kol. Abundjani Bangko dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada seluruh masyarakat KAbupaten Merangin khususnya umumnya masyarakat provinsi Jambi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

Dalam upaya mengembangkan Rumah Sakit Kolonel Abundjani Bangko, perlu dilakukan suatu kajian studi kelayakan (feasibility study) untuk melihat apakah pengembangan Rumah Sakit tersebut layak untuk di kembangkan.

Di dalam kajian studi kelayakan itu sendiri, dilakukan analisis terhadap empat aspek penting dalam satu proyek antara lain: analisis kelayakan teknis, analisis kelayakan eknomi, analisis kelayakan finansial, dan analisis dampak sosial dan lingkungan, dimana masing2 aspek ini akan dijelaskan dibawah ini.

I. Analisis Kelayakan Teknis

Secara teknis, bahwa prasarana Rumah Sakit harus dilengkapi oleh sistem utilitas yang dibutuhkan antara lain:

a. Sistem kelistrikan

b. Sistem Air Bersih

c. Sistem Pencegah dan Pemadam Kebakaran

d. Sistem Sanitasi Rumah Sakit

e. Fasilitas Air Panas dan Uap

f. Fasilitas Gas Medik

g. Fasilitas Nurse Call

h. Fasilitas Telekomunikasi

i. Fasilitas RAM

j. Fasilitas Tata Udara

k. Fasilitas Pra Instalasi

Untuk Kebutuhan Peralatan kesehatan Penunjang Operasional Pengembangan RSD Kol. Abundjani setelah dilakukan perhitungan didapat perlu adanya penambahan kebutuhan alat-alat kesehatan untuk pengembangan RSD Kol. Abundjani Bangko berjumlah Rp. 25.000.000.000,-

II. Analisis Kelayakan ekonomi

Dilihat dari sifatnya benefit/ manfaat proyek ini dapat digolongkan atas 3 (Tiga) Bagian yaitu manfaat langsung (Direct benefit) manfaat tidak langsung (indirect benefit). Mengingat manfaat tidak kentara (Itengable benefit) sangat sulit untuk dihitung, maka didalam study ini hanya menghitung dan memberikan gambaran manfaat langsung dan manfaat tidak langsung dari rencana proyek pengembangan RSD Kol. Abundjani Bangko.

Berdasarkan hasil analisis kelayakan ekonomi, dapat diidentifikasi bahwa manfaat langsung dari pengembangan RSD Kolonel Abundjani adalah penerimaan RSD dan peningkatan pendapatan Pegawai RSD, sedangkan manfaat tidak langsung adalah Penghematan biaya Rujukan pasien dan peningkatan omset usaha bagi masyarakat di sekitar proyek.

III. Analisis Kelayakan Finansial

a. Perhitungan Net Present Value (NPV) Proyek Pembangunan / Pengembangan RSD Kol. Abundjani Bangko

Kriteria nilai sekarang netto (Net Present Value-NPV) didasarkan pada konsep mendiskonto seluruh aliran kas ke nilai sekarang. Dengan mendiskonto semua aliran kas masuk dan keluar selama umur proyek (Invenstasi) ke nilai sekarang, kemudian menghitung angka netto, maka akan diketahui selisih dengan memakai dasar yang sama, yaitu harga (pasar) saat ini. Berarti sekaligus dua hal telah diperhatikan, yaitu nilai waktu dari uang dan (selisih) besar aliran kas masuk dan keluar. Perhitungan NPV merupakan salah satu alat mengambil keputusan untuk menetukan apakah proyek pembangunan/pengembangan RSD Kol. Abundjani Bangko layak atau tidak layak dilaksanakan.

NPV menunjukkan jumlah lump-sum yang dengan arus diskonto tertentu memberikan angka berapa besar nilai usaha (Rp) pada saat ini. Menurut Clive gray didalam bukunya yang berjudul Pengantar evaluasi proyek menyatakan bahwa nilai discount rate sosial yang digunakan di negara-negara berkembang diambil alih dari negara lain yang telah berusaha mengukur social opportunity cost of capital secara sistematis. Oleh lembaga pembiayaan internasional seperti Bank Dunia atau Asian Development Bank sering diajukan angka 10, 12 atau 15% sebagai Discount rate sosial yang rasional untuk negara berkembang. Di Indonesia belum ada discount rate sosial yang ditetapkan secara umum oleh Bappenas, namun angka-angka yang dipergunakan biasanya terdapat antara 10-15% itu.

Oleh karena itu perhitungan NPV pada pembangunan/ pengembangan RSD Kol. Abundjani Bangko menggunakan discount rate sosial sebesar 15% yang menggambarkan tingginya tingkat resiko invenstasi.

Adapun aliran kas proyek (investasi) yang akan dikaji meliputi yaitu biaya pertama, operasi, pemeliharaan, dan lain-lain pengeluaran. Pada proyek pengambangan RSD Kol. Abundjani Bangko dapat diidentifikasi biaya investasi yang diambil dari Master plan RSD Kol. Abundjani Bangko sebagai arus keluar (Cas Outflow) sebagaimana tergambar berikut ini ;

Estimasi Investasi Tetap Pengembangan RSD Kol. Abundjani

NO

URAIAN

JUMLAH BIAYA

1

PEMBANGUNAN GEDUNG UTAMA

11,706,990,000

2

GEDUNG RAWAT INAP SUPER VIP

3,009,576,900

3

ISOLASI, HAEMODIALISA,ICU & RUMAH DINAS

7,047,216,660

4

VIP 2, ASRAMA, IPAL

13,826,600,000

5

ALKES

25,000,000,000

TOTAL

60,590,383,560

Sumber : Hasil Analisis

Dari tabel diatas diperoleh bahwa biaya invenstasi pembangunan/pengembangan RSD Kol. Abundjani Bangko adalah sebesar Rp. 60.590.383.560,-

Untuk biaya operasional pasca pengembangan RSD Kol. Abundjani sebagai mana tabel berikut ini;

Estimasi Biaya Operasional per tahun RSD Kol. Abundjani

NO

URAIAN

JUMLAH BIAYA

1

PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

3,823,728,600

2

PEMELIHARAAN GEDUNG

54,100,000

3

PEMELIHARAAN PERALATAN RUMAH TANGGA

50,500,000

TOTAL

3,928,328,600

Sumber : Hasil Analisis

Sedangkan manfaat (Benefit) Pembangunan / Pengembangan RSD Kol. Abundjani Bangko sebagaimana telah diuraikan pada sub-bab diatas mengenai manfaat langsung dan tidak langsung yang dapat dinilai dan dikonvenrsi dalam bentuk uang (Rp) yang akan dimasuk pada arus masuk (Cash Inflow). Dari uraian identifikasi biaya dan manfaat diatas, maka dapat dihitung NPV Proyek Pembangunan/pengembangan RSD Kol. Abundjani Bangko dengan memasukkan data-data tersebut kedalam neraca proyek yang menggambarkan arus masuk dan arus keluar sebagaimana yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini ;

Perhitungan NPV Pengembangan RSD Kol. Abundjani

CASH OUTFLOW

CASH INFLOW

NET CASHFLOW

DF (15%)

NPV

60,590,383,560

0

(60,590,383,560)

1.0000

(60,590,383,560)

50,500,000

1,037,000,000

986,500,000

0.8696

857,860,400

3,928,328,600

17,140,450,204

13,212,121,604

0.7561

9,989,685,144

3,928,328,600

17,140,450,204

13,212,121,604

0.6575

8,686,969,954

3,928,328,600

17,140,450,204

13,212,121,604

0.5718

7,554,691,133

3,928,328,600

17,140,450,204

13,212,121,604

0.4972

6,569,066,861

3,928,328,600

17,140,450,204

13,212,121,604

0.4323

5,711,600,169

3,928,328,600

17,140,450,204

13,212,121,604

0.3759

4,966,436,511

3,928,328,600

17,140,450,204

13,212,121,604

0.3269

4,319,042,552

3,928,328,600

17,140,450,204

13,212,121,604

0.2843

3,756,206,172

3,928,328,600

17,140,450,204

13,212,121,604

0.2472

3,266,036,460

3,928,328,600

17,140,450,204

13,212,121,604

0.2149

2,839,284,933

3,928,328,600

17,140,450,204

13,212,121,604

0.1869

2,469,345,528

3,928,328,600

17,140,450,204

13,212,121,604

0.1625

2,146,969,761

3,928,328,600

17,140,450,204

13,212,121,604

0.1413

1,866,872,783

3,928,328,600

17,140,450,204

13,212,121,604

0.1229

1,623,769,745

3,928,328,600

17,140,450,204

13,212,121,604

0.1069

1,412,375,799

3,928,328,600

17,140,450,204

13,212,121,604

0.0929

1,227,406,097

3,928,328,600

17,140,450,204

13,212,121,604

0.0808

1,067,539,426

3,928,328,600

17,140,450,204

13,212,121,604

0.0703

928,812,149

3,928,328,600

17,140,450,204

13,212,121,604

0.0611

807,260,630

3,928,328,600

17,140,450,204

13,212,121,604

0.0531

701,563,657

3,928,328,600

17,140,450,204

13,212,121,604

0.0462

610,400,018

3,928,328,600

17,140,450,204

13,212,121,604

0.0402

531,127,288

3,928,328,600

17,140,450,204

13,212,121,604

0.0349

461,103,044

3,928,328,600

17,140,450,204

13,212,121,604

0.0304

401,648,497

24,814,091,697

Sumber : Hasil Analisis

Dari tabel neraca pembangunan / pengembangan RSD Kol. Abundjani Bangko diatas diperoleh NPV Proyek Pembangunan/pengembangan RSD Kol. Abundjani Bangko sebesar Rp. 24.814.091.697,- dengan umur ekonomis proyek selama 25 tahun, ini berarti bahwa NPV proyek pembangunan / pengembangan RSD Kol. Abundjani Bangko lebih besar nilainya dari 1, sehingga proyek pembangunan / pengembangan RSD Kol. Abundjani Bangko dianggap layak untuk dilaksanakan.

b. Perhitungan Payback Priod

Payback priod adalah lama waktu yang diperlukan suatu instansi atau badan usaha untuk memperoleh kembali investasi awalnya. Payback priod yang dihitung dalam analisis ini adalah Payback priod investasi pemerintah kabupaten merangin dalam membangun RSD Kol. Abundjani Bangko, dengan formulasi menurut Imam Soeharto didalam bukunya yang berjudul Manajemen Proyek (1995) sebagai berikut :

Investasi Awal

PP =

Aliran Kas Pertahun

Dari formulasi matematis diatas, jika dimasukkan angka investasi pembangunan / pengembangan RSD Kol. Abundjani Bangko sebesar Rp. 60.590.383.560,- di bandingkan dengan aliran kas pertahun sebesar Rp. 15.586.282.913,- maka didapat Payback priod pembangunan/pengembangan RSD Kol. Abundjani Bangko selama 3,9 tahun.

2 komentar:

  1. jangan hanya dari sisi ekonomi anda menilai perlunya pembangunan sebuah rumah sakit,.. dalam pedoman pembangunan dan pengembangan rumahsakit daerah banyak indikator yang dibutuhkan untuk membangun sebuah rumahsakit,...
    pay periode yang 3,9 tahun adalah mustahil karena adanya trend penurunan kunjungan pasien baik itu di rawat jalan maupun di rawat inap,... nilai penerimaan besar karena banyaknya kelas vip. tetapi trendnya tetap menurun,... penyebabnya belum ada revisi perda tarif dan kebijakan yang mendukung secara paripurna,.... saya menulis ini karena saya menyesal anda telah menuliskan prediksi nilai ekonomi,....

    BalasHapus
  2. terima kasih atas sarannya mas pecel lele, memang dalam suatu feasebility study tidak hanya dilihat dari analisis kelayakan ekonomi, tetapi paling tidak harus ada 3 instrumen analisis yang harus dilakukan antara lain, analisis kelayakan teknis, analisis kelayakan sosial dan analisis Dampak lingkungan, namun di blog ini saya hanya menguraikan analisis kelayakan ekonomi karena latar belakang pendidikan saya dari ekonomi, mengenai perhitungan payback period dengan hasil 3,9 tahun, kalau mas pecel lele mengetahui kondisi RSD Kolonel Abunjadi Bangko, maka mas tidak akan bilang mustahil, karena untuk kunjungan rawat inap, RSD Kol. Abundjani selalu mengalami peningkatan, malah pasien yang ingin mendapatkan pelayanan rawat inap harus mengantri 2 sampai 3 hari untuk mendapatkan kamar, dan perlu mas pecel lele ketahui bahwa jumlah penduduk merangin telah mencapai lebih kurang 300.000 jiwa dan hanya dilayani oleh 1 Rumah Sakit di wilayah Kab. Merangin, sehingga tidak mustahil jika dilakukan pengembangan maka waktu pengembalian investasi adlah 3,9 tahun dengan asumsi dengan adanya pengembangan maka pelayanan kesehatan semakin meningkat.
    namun walaubagaimanapun, saya menghargai dan menghormati pendapat anda, dan saya mengucapkan terima kasih anda telah menggapi tulisan saya ini

    BalasHapus